news image
news May 29, 2024

Apa itu Disaster Recovery Plan: Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya untuk Bisnis

 

Salah satu hal penting bagi bisnis adalah memiliki rencana cadangan jika terjadi hal buruk pada bisnis yang biasanya disebut dengan disaster recovery plan. Contohnya seperti rencana memulihkan data, atau aset perusahaan yang mengalami kerusakan maupun kehilangan.

 

Tanpa disaster recovery plan, tentunya kegiatan operasional bisnis akan terganggu, oleh sebab itu sebagai pebisnis, membuat disaster recovery plan adalah hal yang harus diutamakan.

 

Lalu, bagaimana menyusun disaster recovery plan? Simak selengkapnya pada artikel ini yang akan membahas mulai dari pengertian, jenis, skema, dan manfaatnya bagi bisnis.

 

Apa itu Disaster Recovery Plan?

Disaster recovery plan adalah konsep atau skema untuk mengantisipasi dan meminimalisir bencana tidak terduga yang mempengaruhi teknologi. Bencana tidak terduga yang dimaksud tidak hanya bencana seperti, gempa bumi, longsor, dan banjir, tetapi juga bencana yang mempengaruhi teknologi seperti, kejahatan siber, kesalahan perangkat keras maupun lunak, pemadaman listrik, kesalahan manusia, atau pun karena pandemi. Bencana ini lah yang biasanya berdampak pada data penting bisnis, dan bisa mengganggu kegiatan operasional. 

 

Lebih lanjut, jika sebagai pemilik bisnis tidak memiliki disaster recovery plan, bukan tidak mungkin jika terjadi bencana maka akan menimbulkan bermacam kerugian seperti, penurunan pendapatan, kerusakan merk, dan hingga kehilangan kepercayaan pelanggan.

 

Kerugian ini tentunya membutuhkan waktu lama untuk memulihkannya. Oleh sebab itu, meminimalisir bencana dengan metode Disaster Recovery Plan adalah cara terbaik untuk kelangsungan bisnis.

 

Jenis-Jenis Disaster Recovery Plan

Disaster recovery plan sendiri memiliki 4 jenis yaitu, virtualized, network, cloud, dan data center. Simak penjelasan masing-masing jenisnya di bawah ini:

 

  1. Virtualized Disaster Recovery Plan

    Virtualized adalah salah satu jenis DRP yang memberikan peluang untuk diimplementasikan dengan cara yang lebih efisien. Jenis ini mengimplementasikan instance virtual machine (VM) untuk melakukan recovery (pemulihan). 

    Tidak hanya itu, virtualized juga memiliki sistem pengujian yang lebih mudah dan sederhana. Sehingga, jika ingin menggunakan DRP jenis ini, kamu bisa menentukan dengan jelas terkait RPO dan RTO.
     

  2. Network Disaster Recovery Plan

    Jenis kedua, network disaster recovery plan yang lebih jarang dipilih sebab, harus melewati proses yang cukup rumit. Selain itu, semakin besar data yang tersimpan maka prosesnya pun akan semakin sulit dan rumit. 

    Untuk menggunakan jenis DRP ini, kamu perlu melakukan beberapa prosedur seperti, detail pemulihan, mengujinya dengan benar, dan secara berkala memperbaruinya.
     

  3. Cloud Disaster Recovery Plan

    Berikutnya cloud disaster recovery plan adalah metode penyimpan pada awan atau cloud, bukan dalam bentuk fisik. Cloud DRP menjadi metode penyimpanan yang paling banyak digunakan karena memiliki banyak manfaat seperti, menghemat tempat, waktu serta biaya. 

    Namun, jika ingin menggunakan DRP ini, kamu perlu memperhitungkan keamanan penyimpanan data agar tidak mudah dibobol oleh serangan siber. Sehingga, perlu pengelolaan yang tepat, mengetahui lokasi server fisik dan virtual, serta menguji keamanan secara berkala.
     

  4. Data Center Disaster Recovery Plan

    Berbeda dengan Cloud DRP, Data center memakai metode penyimpanan data pada lokasi fisik. Jenis ini juga berfokus pada fasilitas dan infrastruktur dari pusat data, sehingga untuk menggunakannya diperlukan penilaian resiko seperti, lokasi, sistem, perlindungan daya, dan keamanan. 

 

Skema Disaster Recovery Plan

Skema Disaster Recovery Plan (DRP) khususnya pada Data Center Disaster Recovery Plan dan Cloud Disaster Recovery Plan terdapat serangkaian langkah dan prosedur yang dirancang untuk membantu bisnis atau perusahaan memulihkan operasinya setelah terjadi bencana atau gangguan yang dapat mengganggu ketersediaan sistem dan data.

 

Ada dua macam skema disaster recovery plan yaitu, active-active discovery plan dan active passive discovery plan. Berikut penjelasannya:  

 

active-active1.jpg

Active-active Discovery Plan

Active-active discovery plan atau disebut dengan konfigurasi aktif-aktif adalah penempatan  dua data center yang identik dan terus-menerus melakukan replikasi dengan layanan yang berjalan. Dalam konfigurasi aktif-aktif, setiap pusat data atau lokasi memiliki kemampuan untuk menangani keseluruhan beban kerja secara independen.

 

Ketika salah satu data center mengalami gangguan atau tidak dapat diakses, beban kerja secara otomatis dialihkan ke data center lain yang aktif tanpa gangguan signifikan dalam operasi TI.

 

Lebih lanjut, DRP jenis ini lebih banyak digunakan oleh pengguna, sebab kerangka kerja biasanya terdiri dari dua server yang menjalankan layanan yang sama. Kemudian, kesederhanaan konsep dan kecepatan dan memiliki kemampuan melakukan recovery dengan mudah. 

 

active-passive1.jpg

Active-Passive Disaster Recovery Plan

Sementara untuk Active Passive DRP adalah perancangan infrastruktur yang bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya lebih efisien, dan untuk penghematan biaya. DRP jenis ini juga digunakan sebagai strategi untuk menciptakan infrastruktur yang tidak aktif secara default (pasif), tetapi siap diaktifkan secara manual ketika diperlukan atau jika terjadinya gangguan atau bencana yang mempengaruhi infrastruktur IT.

 

Menggunakan DRP jenis ini cocok digunakan untuk bisnis yang ingin menyesuaikan dengan alat-alat yang digunakan. Biasanya, bisnis yang menggunakan DPR jenis ini akan mengaktifkan aplikasi-aplikasi yang digunakan saja.

 

Manfaat Disaster Recovery Plan

Disaster recovery plan (DRP) memiliki beberapa manfaat untuk bisnis, mulai dari penghematan biaya hingga sebagai strategi untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan. Berikut ulasannya di bawah ini:

 

  1. Mendukung Kegiatan Operasional Bisnis

    Disaster recovery plan (DRP) memungkinkan bisnis maupun organisasi untuk memulihkan operasi bisnis dengan cepat setelah terjadi bencana atau gangguan. Dengan rencana yang tepat, downtime dapat meminimalkan, sehingga bisnis dapat tetap berjalan dan layanan kepada pelanggan dapat dipertahankan.
     

  2. Melindungi Data

    Manfaat utama dari DRP adalah kemampuan memulihkan atau mengembalikan data bisnis maupun organisasi untuk yang hilang atau rusak. Metode ini membantu melindungi informasi penting, seperti data pelanggan, transaksi keuangan, dan catatan operasional.
     

  3. Menghemat Biaya

    Dengan memiliki disaster recovery plan (DRP) yang efektif, bisnis maupun organisasi dapat mengurangi risiko kerugian finansial yang disebabkan oleh downtime, kehilangan data, atau penghentian operasional. Sehingga dapat membantu menghemat biaya yang besar dan melindungi nilai aset perusahaan.
     

  4. Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan

    Dengan memiliki DRP yang efektif, sebuah bisnis maupun organisasi dapat menunjukkan kepada pelanggan bahwa bisnismu memiliki kesiapan untuk mengatasi bencana atau gangguan yang mungkin terjadi. Hal ini tentunya, dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan dan mempertahankan hubungan bisnis yang kuat.
     

  5. Memperbaiki Reputasi Perusahaan

    Dengan mampu memulihkan operasi bisnis dengan cepat setelah terjadinya bencana, organisasi dapat meminimalkan dampak negatif terhadap reputasi bisnis. Kesiapan dalam mengatasi situasi darurat ini lah yang dapat meningkatkan persepsi publik terhadap perusahaan. 

 

Amankan Data Kritikal  dengan DRP dari Managed Service Biznet Gio

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa memiliki disaster recovery plan (DRP) tidak hanya menjadi langkah penting untuk melindungi data dan aset bisnis, tetapi juga merupakan investasi yang perlu diambil oleh para pemilik bisnis, untuk memastikan kelangsungan dan pertumbuhan bisnis dalam jangka waktu yang panjang.  

 

Perencanaan dan desain DRP yang baik akan membantu bisnis agar lebih sustain dan berkembang di era digital seperti sekarang. Sebagai pemilik bisnis kamu bisa menggunakan layanan Managed Service dari Biznet Gio untuk membantu proses perencanaan DRP, mitigasi, hingga proses pemulihan data pasca bencana, sekaligus melakukan backup menyeluruh agar data selalu terlindungi dan dapat dipulihkan kapan saja 

 

Selain itu, layanan Managed Service ini juga bisa membantu bisnis untuk melakukan transformasi digital dengan rencana infrastruktur digital yang terpersonalisasi sesuai kebutuhan bisnis hingga operasional sehari-hari infrastruktur IT. Sekaligus untuk menerapkan teknologi cloud terbaru seperti microservices dan Kubernetes. 

 

Konsultasi Sekarang

 

Untuk informasi lebih lanjut dan konsultasi bersama cloud expert Biznet Gio, silakan hubungi sales@biznetgio.com