news image
news 10 April 2023

Mengenal Apa Itu Bootstrap, Fungsi, Kelebihan, dan Cara Menggunakannya

Seperti yang kita ketahui, untuk mengembangkan website dengan visual yang baik, developer perlu menggunakan ratusan properti, baik itu HTML, JavaScript, maupun CSS. Saking banyaknya, hal ini tentu akan memakan waktu yang tidak sebentar. Permasalahan ini pun bisa diatasi dengan menggunakan Bootstrap yang merupakan kerangka kerja untuk membuat proses coding menjadi lebih cepat.

 

Nah, apa itu Bootstrap? Yuk, simak informasi lebih lengkapnya pada artikel berikut ini.

 

Pengertian Bootstrap

Bootstrap adalah framework front-end gratis dan open-source yang dikembangkan oleh Mark Otto dan Jacob Thornton yang keduanya merupakan tim developer dari Twitter pada 2011. Hal inilah yang membuat Bootstrap terkenal akan julukan Twitter Blueprint.

 

Adapun Bootstrap hadir untuk membantu developer dalam membuat situs web dan aplikasi web dengan desain responsif dan tampilan yang bagus. Framework ini juga menyediakan kumpulan CSS, JavaScript, dan font yang dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat situs web yang terlihat baik di seluruh perangkat, termasuk desktop, tablet, dan ponsel.

 

Bootstrap digunakan untuk mengimplementasikan berbagai pilihan warna, ukuran, font, layout, yang ada dalam framework ke dalam website. Framework ini juga menawarkan beberapa komponen JavaScript dalam bentuk plugin jQuery sehingga pengguna bisa menggunakan beberapa fitur interaktif, seperti dialog box, tooltips, carousel, dan lain-lain.

Fungsi Bootstrap

Berikut adalah beberapa fungsi utama dari Bootstrap:

 

  1. Responsive design: membuat website yang responsif dan dapat ditampilkan pada berbagai ukuran layar.
  2. Grid system: membantu membangun tata letak dengan menggunakan sistem grid 12 kolom.
  3. Components: menyediakan komponen desain seperti navbar, carousel, modal, dan lainnya yang dapat digunakan dengan mudah.
  4. Customizable: Bootstrap memungkinkan untuk menyesuaikan tampilan dengan mengubah variabel CSS seperti warna, font, dan lainnya.
  5. Support for CSS preprocessors: Bootstrap mendukung preprosesor CSS seperti Sass dan Less, sehingga mempermudah dalam pengembangan desain.
  6. Browser compatibility: Bootstrap memastikan bahwa desain website dapat ditampilkan dengan baik pada berbagai browser seperti Chrome, Firefox, dan Internet Explorer. 
     

Kelebihan dan kekurangan Bootstrap

Beberapa kelebihan Bootstrap di antaranya adalah mudah digunakan. Sebab, fitur-fitur yang ada di dalam Bootstrap terbilang mudah untuk dipelajari serta memiliki banyak tutorial maupun forum online.

 

Kedua, Bootstrap Image System di mana framework ini dapat menangani tampilan gambar dan responsivitas menggunakan aturan HTML dan CSS yang telah ditentukan. Ketiga, meminimalisasi bug antar browser dan fitur kustomisasi yang lengkap.

 

Keempat, meningkatkan konsistensi desain karena penggunaaan Bootstrap memungkinkan front-end team dan back-end mengacu pada referensi yang sama sehingga menciptakan kesamaan. Selain itu, beberapa kelebihan lainnya dari Bootstrap dapat kamu lihat dari fungsi-fungsi Bootstrap yang sudah dijelaskan di atas.

 

Adapun kekurangan dari Bootstrap framework sendiri antara lain:
 

  1. Berisiko membuat website menjadi lebih lambat

    Saat pertama kali diunduh, ukuran file Bootstrap memang tidak begitu besar. Namun, di dalamnya berisi file CSS, jQuery, dan JavaScript yang akan digunakan untuk membangun website. Seiring perkembangan membuat website, maka file yang digunakan pun akan semakin banyak alhasil website semakin berat. Untuk itu, gunakan class Bootstrap sesuai dengan kebutuhan saja ya.

     

  2. Gaya visual hampir selalu sama

    Hampir semua gaya visual Bootstrap memang hampir selalu sama sehingga pengguna perlu melakukan banyak penyesuain gaya agar hasilnya tidak monoton. Sebab, website akan memiliki komponen desain, struktur, dan navigasi yang sama bila tidak disesuaikan kembali sehingga website akan kurang menarik.

     

  3. Memerlukan proses pembelajaran

    Saat menggunakan Bootstrap, pengguna perlu banyak mempelajari cara penggunaannya dan menghapal berbagai CSS class yang akan digunakan. Tak hanya itu, pengguna juga perlu mempelajari, beradaptasi, dan menyesuaikan sistem grid yang digunakan oleh Bootstrap.
     

Cara menggunakan Bootstrap

Berikut beberapa cara menggunakan Bootstrap:

 

  1. Include file CSS dan JavaScript Bootstrap: Kamu dapat menambahkan file CSS dan JavaScript Bootstrap ke halaman web dengan menambahkan tag link dan script pada head HTML.
  2. Buat struktur HTML: Buat struktur HTML untuk halaman web menggunakan elemen HTML seperti div, header, footer, dan lainnya.
  3. Tambahkan class Bootstrap: Tambahkan class Bootstrap ke elemen HTML untuk mengubah tampilannya. Misalnya, class "container" dapat digunakan untuk membatasi lebar konten.
  4. Gunakan komponen UI Bootstrap: Bootstrap menyediakan berbagai komponen UI seperti navbar, jumbotron, modal, dan lainnya. Tambahkan komponen-komponen ini ke halaman web dengan menambahkan class yang sesuai.
  5. Buat responsif: Bootstrap dirancang untuk responsif, artinya halaman web akan tampil dengan baik di perangkat berukuran berbeda.
  6. Sesuaikan dengan kebutuhan: Kamu dapat menyesuaikan halaman web dengan menambahkan CSS tambahan, memodifikasi class Bootstrap, atau menambahkan JavaScript.
     

Ada juga cara lain menggunakan Bootstrap, yakni: 

  • Membuat tabel dengan menggunakan class "table"
  • Mengatur tampilan gambar dengan class "img-responsive", "img-rounded", "img-circle", dan "img-thumbnail".
  • Membuat panel menggunakan class "panel".
  • Membuat tombol dengan class "btn".
  • Membuat alert atau pesan peringatan dengan class "alert".

 

Itulah ulasan lengkap mengenai Bootstrap yang merupakan framework CSS open-source yang cukup terkenal di kalangan developer untuk membantu mempersingkat waktu saat pengembangan website.

 

Melalui Bootstrap, pengguna dapat mengembangkan website responsif dengan mudah tanpa perlu melakukan coding dari awal. Sebelum menggunakan Bootstrap, jangan lupa untuk memastikan website kamu memiliki performa yang baik dan dapat diakses dengan cepat. Hal tersebut tentunya bukan menjadi sebuah masalah bila memilih layanan WordPress hosting instan, seperti NEO WordPress dari Biznet Gio.
 

NEO WordPress merupakan layanan Serverless WordPress hosting yang bisa langsung digunakan dalam waktu 60 detik sejak pembelian tanpa perlu repot konfigurasi hosting atau server terlebih dahulu dan memiliki performa cepat dan responsif. Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan WordPress versi terbaru yang kompatibel dengan berbagai plugin WordPress dan lengkap dengan fitur upgrade sumber daya komputasinya.

 

Salah satu kelebihan dari NEO WordPress adalah berjalan di atas Kubernetes yang menyebabkan website lebih cepat, minim downtime, dan lebih aman. NEO WordPress juga memiliki sumber daya komputasi dedicated yang bisa di-upgrade kapan saja sesuai kebutuhan.
 

Dapatkan NEO WordPress sekarang juga dengan harga mulai dari Rp50.000/bulan untuk 2 vCPU Core, 2 GB RAM, dan 10 GB Storage yang masing-masing dibagi ke dalam 2 pod untuk apps dan database dengan konfigurasi sumber daya yang sama. Kunjungi Portal Biznet Gio, untuk informasi lebih lanjut hubungi support@biznetgio.com.