news image
news 16 Januari 2023

Saat ini, hampir semua orang berpendapat bahwa semakin banyak memori atau semakin besar Central Processing Unit (CPU) akan membuat server semakin cepat. Hal tersebut tidak dapat menjadi jaminan nantinya akan meningkatkan performance server. Sebagian besar e-commerce menggunakan web server sebagai front end dan database sebagai back end. Seiring berjalannya waktu dan semakin banyaknya proses transaksi yang dilakukan, akan mengakibatkan input output (I/O) bottleneck di mana mengakibatkan performa server menjadi lambat di kemudian hari.


Ketika seorang calon pembeli membuka sebuah website, setiap detik akan sangat berarti. Calon konsumen tersebut dapat dengan mudah meninggalkan website tersebut apabila dirasa sangat lambat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Google, 53 persen pengunjung website akan meninggalkan web bila loadingnya lebih dari tiga detik. Bahkan, kemungkinannya tidak akan kembali untuk berkunjung lagi. Maka dari itu, penting untuk meningkatkan akselerasi server agar bisnis semakin berkembang. Berikut 7 langkah untuk mengoptimalkan server:


  1. Hapus themes, plugins, dan add-ons yang tidak terpakai

    Themes dan plugins merupakan cara terbaik untuk menambah fitur-fitur pada website. Banyak pemilik online shop terus menambahkan berbagai macam plugins dan add-ons ke website mereka. Tetapi, tidak semua plugins akan berdampak baik pada website karena banyak juga plugins yang dapat memperlambat loading website. Hal ini akan memberikan kesan yang buruk terhadap calon pembeli.


    Untuk itu, dengan menghapus themes, plugins, dan add-ons yang tidak terpakai. Caranya dengan menimbang-nimbang apa saja manfaat plugin, themes, dan add-ons yang sudah ada. Gunakan dan pertahankan yang paling dibutuhkan, lalu non-aktifkan dan hapus yang tidak begitu bermanfaat. 


  2. Gabungkan file CSS dan Javascript

    Menggabungkan file CSS dan Javascript masing-masing menjadi 1 untuk mengurangi jumlah permintaan HTTP mampu mempercepat tampilan website.


  3. Optimalkan ukuran gambar

    Mengunggah banyak gambar ke website boleh saja. Namun, pastikan gambar yang digunakan pada website telah memiliki ukuran dan dimensi yang tepat dengan mengoptimasinya terlebih dahulu. Jangan sampai server men-download dan mengubah ukuran gambar.


    Gunakan pilihan “save for web” untuk mengurangi ukuran file. Gunakan juga file berjenis JPEG dibandingkan PNG. Karena JPEG memiliki ukuran yang lebih kecil. Selain itu, kamu juga bisa mengkompress gambar ke ukuran file yang lebih kecil, namun tetap menjaga kualitas gambar tetap bagus untuk dilihat.


  4. Gunakan GZIP Compression

    Gzip compression merupakan cara untuk mengkompres ukuran file-file website, termasuk CSS, HTML, Javascript, dan XML. Menggunakan ini dapat membuat resource server yang digunakan website akan berkurang secara otomatis.


    Hal ini dapat mempercepat website e-commerce dengan mengurangi ukuran file tanpa merusak kualitas gambar atau file. Mengaktifkan ini dapat dilakukan melalui File Manager pada cPanel.


  5. Optimalkan konfigurasi web server

    Seiring berkembangnya suatu website, maka fiturnya pun akan semakin bertambah dan semakin banyak traffic yang masuk. Kedua hal ini dapat mengakibatkan bottleneck dari sisi resource dan performance. Berikut beberapa tweak yang dapat mempercepat server Anda:


      • Timeout

        Pengaturan ini menentukan berapa lama Apache akan menunggu untuk visitor setelah mengirimkan request. Pada server yang memiliki traffic cukup besar, tetapi sebaiknya gunakan angka yang kecil untuk mencegah pemborosan resources.


        • KeepAlive

          Mengaktifkan KeepAlive memungkinkan browser untuk men-download semua konten (Javascript, CSS, gambar, video, dan lain-lain) melalui satu koneksi TCP, bukan dengan koneksi baru untuk setiap request. Ini akan membuat peningkatan performa dan kecepatan karena browser mendapatkan semua file melalui 1 koneksi HTTP atau dalam 1 kali TCP handshake.


          • MaxKeepAliveRequests

            Konfigurasi ini menentukan berapa banyak file yang dapat di transfer melalui koneksi KeepAlive.


            • KeepAliveTimeOut

              Pengaturan ini memastikan koneksi KeepAlive bukanlah abuse.


              • MaxClients

                Pengaturan ini untuk menentukan berapa banyak jumlah visitor yang dapat dilayani oleh Apache. Semakin banyak visitor maka akan semakin banyak resource yang terpakai, semakin sedikit juga akan mengakibatkan potensi kehilangan visitor. Maka tetapkan sesuai dengan data statistik pengunjung website untuk memberikan performa terbaik.


                • HostnameLookups

                  Apache dapat mencari tahu siapa hostname dan IP yang terhubung ke server, tetapi hal ini dapat membuang resources. Untuk mencegahnya, masukkan nilai untuk HostnameLookups “0”. Konfigurasi diatas bersifat subjektif, kami sangat menyarankan untuk menerapkan konfigurasi sesuai dengan kebutuhan website kamu.


  6. Aktifkan Caching

    Ketika visitor membuka sebuah website, browser akan mendownload semua gambar, konten dan file CSS. Dengan caching, browser akan dengan cepat melakukan load kembali jika visitor mengunjungi website tersebut kembali, tanpa perlu berulang kali meminta data dari halaman yang diakses. Salah satu plugin yang dapat membantu kamu untuk mengaktifkan caching adalah LiteSpeed Cache.


  7. Pilih layanan cloud yang tepat

    Memilih layanan cloud akan sangat menentukan kesuksesan suatu bisnis ke depannya. Pastikan kamu memilih layanan hosting yang memiliki standar infrastruktur yang tinggi dan lokasinya berada di dalam negeri. Karena aspek tersebut sangat mempengaruhi performa dari layanan itu sendiri bila pasar yang disasar berada dalam negeri.


Selain itu, standar keamanan yang dimiliki dari penyedia layanan juga harus baik. Pastikan bahwa layanan hosting anda sudah memiliki sertifikasi PCI DSS (Payment Card Industry – Data Security Standard) sehingga data customer atau transaksi menjadi lebih aman. Saat ini, layanan hosting lokal, seperti NEO Web Hosting dan NEO Dedicated Hosting, dari Biznet Gio sudah memenuhi itu semua.


Kedua layanan tersebut juga sudah dilengkapi fitur LiteSpeed Enterprise sehingga dapat membuat akses website kamu semakin optimal dan mampu menampung traffic dalam jumlah besar.  NEO Web Hosting dan NEO Dedicated Hosting juga sudah dilengkapi dengan bandwidth gratis tanpa kuota hingga 10 Gbps. Perbedaan kedua layanan ini terletak pada resource-nya, di mana NEO Dedicated Hosting memiliki sumber daya yang terdedikasi atau tidak shared.


NEO Web Hosting dibanderol dengan harga mulai dari Rp20.000 per bulan dan sudah dilengkapi dengan cPanel. Sementara, NEO Dedicated Hosting dibanderol dengan harga mulai dari Rp180.000 per bulan dan dilengkapi dengan Plesk. Untuk mendapatkan kedua layanan ini, bisa mengunjungi laman Portal Biznet Gio.