
Mengenal jQuery, Fungsi, dan Contoh Penggunaannya
Bagi yang berkecimpung dalam dunia pemrograman khususnya JavaScript, pastinya sudah tidak lagi asing dengan istilah jQuery. jQuery merupakan framework atau sebuah library JavaScript populer yang dapat mempercepat dan mempermudah developer dalam membuat aplikasi atau website.
Istilah jQuery pun terbilang cukup populer dan banyak digunakan oleh
para developer. Sebab, developer seringkali kesulitan dalam menggunakan
JavaScript karena sintaksnya terlalu rumit. Hadirnya jQuery dapat
membuat proses coding menjadi lebih efisien dan cepat.
Apa itu jQuery?
Awal mulanya, jQuery dibuat pada 2006 oleh John Resig. Tools yang telah
digunakan selama hampir 15 tahun ini sudah menggaet banyak pengguna
atau developer sehingga bisa dikatakan keberadaannya terbilang sangat
sukses.
Adapun library JavaScript ini dibuat untuk menangani ketidaksesuaian
browser dan menyederhanakan manipulasi DOM HTML, Event Handler,
Animasi, dan AJAX.
JQuery juga merupakan library JavaScript yang dapat mempercepat proses
pembuatan website dengan sintaks yang tidak terlalu rumit, kodenya
ringkas, dan fiturnya lengkap. jQuery membuat pemrosesan di HTML,
seperti event handling, animasi, perubahan dan manipulasi dokumen,
serta Ajax dapat menjadi lebih sederhana.
Apa fungsi dari jQuery?
jQuery berfungsi sebagai library JavaScript yang dapat membantu
developer yang mengatur interaksi antara JavaScript dengan HTML atau
website yang berjalan di sisi klien. Lalu, jQuery juga mempermudah
penulisan kode agar menjadi lebih singkat dan jelas.
Selain itu, jQuery juga menyediakan interface secara konsisten dan
bekerja pada semua jenis browser sehingga jQuery mampu mengatasi
berbagai inkonsistensi antar browser. Terakhir, jQuery juga dapat
mempermudah pencarian, penyeleksian, dan melakukan manipulasi
elemen-elemen document object model (DOM) pada JavaScript.
Apa fitur unggulan dan kelebihan dari jQuery?
Berikut beberapa fitur unggulan dari jQuery:
- Animasi dan efek, fitur ini memungkinkan pengguna untuk memperkaya konten dengan menerapkan efek-efek animasi yang biasanya dibuat dengan JavaScript.
- Ajax, fitur ini memungkinkan jQuery dapat bertanggung jawab terhadap Ajax di hal teknis yang bisa menyesuaikan semua web browser.
- HTML event methods
- CSS3 compliant
- Manipulasi HTML/DOM, fitur ini membuat pengguna dapat memasukkan dan menghapus elemen DOM yang ada di halaman HTML, lalu merangkum baris dengan mudah. Pengguna pun dapat dengan mudah membuat animasi dari beberapa kode dengan memasukkan dan menambahkan variabel saja.
- Menyeleksi elemen-elemen DOM menggunakan Sizzle.
Selain itu, jQuery juga memungkinkan pengembang dapat menulis
JavaScript dengan lebih cepat dan mudah, bekerja dengan beberapa
browser sehingga kode kompatibel terlepas dari fitur apapun dan
konten browser, dan memadatkan aksi JavaScript yang paling umum ke
dalam baris kode yang lebih sedikit.
jQuery terbilang sangat fleksibel karena pengguna dapat menambahkan
plugin sehingga saat pengguna tidak mengetahui bagaimana mengatur
baris kode menggunakan CSS, maka dapat melakukannya menggunakan
jQuery.
Lalu, apa kekurangan dari jQuery?
Meski memiliki banyak keunggulan, jQuery juga terdapat beberapa
kekurangan, antara lain:
- Karena bersifat open-source, jQuery terkadang memiliki beberapa masalah
- jQuery memiliki beragam versi dari yang terlama hingga terbaru sehingga beberapa versi sudah tidak kompatibel.
Contoh kode jQuery?
Berikut merupakan contoh kode jQuery yang dapat lebih memudahkan
aktivitas pengembangan yang dilakukan developer.
Di bawah adalah sebuah perintah untuk mengganti background menjadi warna putih. Berikut adalah baris kodenya:
Di bawah adalah sebuah perintah untuk mengganti background menjadi warna putih. Berikut adalah baris kodenya:
- JQuery:
<script language="javascript">
$('body').css('background','#FFFFFF');
</script>
- JavaScript:
<script language="javascript">
function changeBackground(color) {
document.body.style.background = color;
}
onload = "changeBackground('white');"
</script>
Selanjutnya, contoh lainnya adalah membuat tulisan “Halo,
pengguna!”. Berikut ada baris kodenya:
- JQuery
$(“#demo”).html(“Halo, pengguna!”);
- JavaScript
Document.getElementById(“demo”).innerHTML = “Halo, pengguna!”;
Pada contoh di atas, terlihat perbedaan yang sangat jelas antara
jQuery dan JavaScript di mana kode jQuery terlihat jauh lebih
simple dan mudah digunakan karena code yang digunakan terbilang
cukup singkat. Hal ini sesuai dengan motto jQuery yakni “Writer
less, do more”.
Sebaliknya, code JavaScript terlihat sangat rumit karena codenya sangat
banyak sehingga akan memakan waktu developer dalam menyusunnya.
Walau demikian, jQuery hanya library yang menggunakan JavaScript untuk
membuat tampilan dan code web agar terlihat ringkas dan lebih rapih.
Jadi, jQuery merupakan library atau framework-nya dan JavaScript adalah
bahasa pemrogramannya.
Pilih layanan hosting yang developer friendly
Jadi, jQuery merupakan library yang populer karena menawarkan berbagai
manfaat kepada para developer. Library JavaScript ini dapat mempermudah
developer dalam menggunakan script saat menyusun web atau aplikasi.
Selain itu, framework ini juga dapat mempermudah pengembangan aplikasi
web karena simple dan mudah diingat. Sintaks yang digunakan pun lebih
sederhana bila dibandingkan dengan JavaScript sehingga aplikasi web
yang disusun akan sederhana namun tetap memiliki fitur yang lengkap.
Baca juga: Mengenal Apa Itu React JS? Library Javascript untuk membuat User Interface
Selain menggunakan jQuery untuk memudahkan kamu dalam mengembangkan
aplikasi web, jangan lupa untuk memilih layanan VPS dengan kualitas
optimal yang developer friendly dan menambahkan atau meng-install
control panel untuk memudahkan deploy aplikasi. Salah satu provider VPS
lokal yang dapat memberikan menjawab kebutuhan di atas adalah NEO Lite
dari Biznet Gio dan untuk control panel yang direkomendasi Plesk Panel.
NEO Lite merupakan layanan VPS praktis yang mampu melayani kebutuhan untuk pengembangan aplikasi dan web yang lebih optimal karena sumber daya komputasinya yang dedicated. NEO Lite sudah dibekali dengan infrastruktur server dan jaringan backup untuk mendukung high availability (HA) dan fasilitas gratis bandwidth up to 10 Gbps, tanpa biaya egress.
Mulai dari Rp50.000 per bulan, NEO Lite bisa kamu dapatkan dengan
berbagai pilihan paket dengan spesifikasi vCPU hingga 16 Core, RAM
hingga 16 GB, dan SSD Storage 60 GB yang bisa kamu tingkatkan kapan
saja sesuai kebutuhan. Selanjutnya, kamu tinggal menginstall Plesk
Panel hanya mulai dari Rp25.000 dengan banyak fitur canggih untuk
memudahkan deploy aplikasi ke server di Neo Lite. Dapatkan NEO Lite dan
lisensi Plesk Panel sekarang melalui Portal Biznet Gio.